Breaking News
Lagi Loading...
Thursday, 15 October 2015

Ni Ketut Arysanthi: Dari Bali ke Penjuru Dunia


Tidak memiliki latar belakang pendidikan di dunia fashion bukan alasan untuk tidak bisa melejit di bidang bisnis kreatif yang satu ini. Kecintaan Ni Ketut Arysanthi (38) pada detail bisnis fashion tidak hanya membuahkan karya desain busana yang inovatif dan menggugah selera pasar. Ia juga berhasil menuai berbagai apresiasi, baik dari dalam negeri maupun dunia internasional. 


Perjalanan menimba ilmu di Instituto Marangoni, London, yang baru saja dilaluinya sebagai pemenang penghargaan Indonesia Fashion Forward 2014 membuat ia makin matang dalam berkarya. Kepada femina, ia membagikan oleh-oleh ilmu dan pengalamannya tiga minggu berguru di sekolah para desainer elite kelas dunia ini.

Satu demi satu mahakarya desainer dunia Alexander McQueen berhasil membuat hatinya bergetar oleh geliatan imajinasi yang mengisi sisi otak kanannya. “Tiap master piece yang dipamerkan mengulas juga sejarah di balik proses kreasi rancangannya. Sungguh pengalaman yang indah dan fenomenal!” seru wanita yang akrab dipanggil Arys ini.

Rasa takjubnya ini terungkap saat menyaksikan show Alexander McQueen: Savage Beauty yang digelar di Victoria and Albert Museum di London, beberapa waktu lalu. Kesempatan berharga ini adalah bagian dari kegiatannya sebagai salah satu pemenang penghargaan Indonesia Fashion Forward (IFF) 2014. Sebagai pemenang, ia berkesempatan untuk menimba ilmu fashion di Instituto Marangoni di London selama hampir satu bulan. 


Penghargaan Indonesia Fashion Forward merupakan program pengembangan kapasitas desainer muda Indonesia. Program kerja sama antara British Council dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini dalam kegiatannya menggandeng Centre for Fashion Enterprise, sebuah institusi pengembangan desainer muda di London. 

“Bisa menimba ilmu di Instituto Marangoni berarti bisa bersentuhan dengan industri fashion dunia yang terus berubah,” ujar Arys. Ada para tutor profesional  kelas dunia yang tidak hanya mengajarkan proses kreatif di industri fashion, tapi juga proses produksi, penentuan harga, teknik mempresentasikan koleksi, sehingga mereka siap menembus pasar global. “I want this so badly!” cetusnya, penuh hasrat.


Bisnis fashion yang digelutinya sejak tahun 2005 melalui merek Canggu Kids, merupakan hasil tempaan autodidak dan luapan hasratnya yang besar pada dunia desain fashion. Ide bisnisnya ini dilatari oleh terpuruknya nasib industri garmen lokal karena serbuan impor dari Cina yang juga ikut membuat toko tekstil ibunya lesu. Di saat yang sama, ia ingin mendandani kedua putri ciliknya, Maria Cynanara dan Ni Made Bianca Maura, dengan busana anak yang berdesain orisinal.

Selama enam tahun Arys belajar sendiri bagaimana mendesain pakaian. Selama itu pula ia berhasil mendesain ribuan  pakaian anak tanpa sekali pun mendapat komplain dari para pelanggan. Arys akan mengoleksi gambar-gambar desain pakaian dari majalah, internet sebagai inspirasi. 

“Berlatih, berlatih, dan berlatih. Saya akan menghabiskan waktu sepanjang hari untuk belajar menuangkan ide-ide di dalam kepala melalui coretan desain di atas kertas,” ujarnya, menceritakan perjuangan di tahun-tahun awal, saat ia merintis Canggu Kids. Namun, tinggal di Pulau Dewata Bali, yang merupakan kampung kelahiran para seniman autodidak, ia merasa keberkahan dengan hujan inspirasi.

Menurutnya, mengikuti kompetisi bermutu merupakan salah satu langkah genius untuk melakukan promosi atau marketing produk. Persyaratan detail lomba yang terkadang menyita waktu kerja tidak menjadi isu besar kalau kita tahu impact besarnya bagi pertumbuhan bisnis kita. 


“No regret saya begadang semalaman memenuhi semua persyaratan lomba. Sebab, semua ini adalah bagian dari jalan saya untuk menembus mimpi, yaitu membuat merek fashion yang dikenal di seluruh dunia. Let’s dream big!” tutur Arys, berapi-api.  

Kesungguhannya ini terbukti lewat prestasinya. Ia berhasil keluar sebagai Pemenang I Lomba UKM Femina 2007 dan Femina Fashion Entrepreneur Award 2014, yang ikut menempa kesiapannya saat menghadapi kompetisi bergengsi Indonesia Fashion Forward 2014.  “Never give up dan keep on moving adalah semangat yang bisa saya terjemahkan dari ajang Lomba UKM Wanita Wirausaha Femina. Ada segudang manfaat dan dukungan yang saya dapat dari sini,” ungkapnya, penuh syukur.

Comments
0 Comments

0 comments:

Copyright © 2011-2015 It's Girl Time All Right Reserved | Share on: Blogger Template