Breaking News
Lagi Loading...
Thursday, 15 October 2015

Wieke Anggarini: Wujudkan Ikon Kuliner



Jika di awal Wieke Anggarini mencari segala cara untuk memperkenalkan tahu dan mengajak bekerja sama, kini justru banyak restoran dan katering yang datang dan mengajak bekerja sama. 
    
“Sekarang ini produksi kami tak hanya dijajakan di outlet, tapi juga untuk memenuhi permintaan restoran dan katering,” ungkap Wieke, yang dalam seminggu bisa memproduksi lebih dari 20.000 potong tahu petis. 
    
Dengan besarnya angka produksi saat ini, tentu kendala baru dihadapi oleh Wieke. Salah satunya, bagaimana agar kualitas tahu petisnya tetap terjaga. Untuk itu, Wieke memang membuat workshop yang tak jauh dari rumahnya, sehingga pengawasan bisa dilakukan tiap hari. Ia juga harus sangat cermat menjaga kesegaran bahan-bahan, terutama tahu pong yang ia dapatkan dari supplier kepercayaan. Untuk petis yang merupakan resep andalan keluarganya, Wieke memang memproduksinya di Semarang. 
    
Bagi wanita yang mengambil kuliah S2 di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia ini, quality control penting agar pelanggannya puas dan tak pindah ke lain hati. Tak hanya itu, ia juga melengkapi produknya dengan sertifikat halal dari MUI. Tujuannya tak lain untuk memberikan kenyamanan bagi mereka yang membeli produknya. 


“Selain itu, penyajian juga menjadi hal yang penting. mulai dari ukuran dan takaran isi yang pas dan stabil, juga pelayanan kepada konsumen. Penjaga outlet   adalah orang yang berhadapan langsung dengan pelanggan kami, jadi mereka harus benar-benar mendapat training tentang cara penyajian serta bagaimana melayani konsumen,” kata wanita yang kini juga melakukan diversifikasi produk dengan menghadirkan lumpia dan bakso tahu.  
    
Kini, setelah nama Yudhistira menjadi brand yang melekat dengan kuliner tahu petis di Jakarta, ia ingin kembali ke daerah asalnya. “Di Semarang, belum ada toko modern yang menjual tahu petis. Jajanan ini kebanyakan dijual oleh pedagang gorengan di pinggir jalan. Padahal, banyak orang yang berkunjung ke Semarang ingin membawa buah tangan tahu petis yang sudah dikemas sehingga mudah dibawa,” ungkap Wieke. 
    
Berangkat dari pengamatan pada pasar dan mulai berkembangnya pariwisata di Semarang, Wieke pun membuka toko oleh-oleh Tahu Petis Yudhistira, pertengahan tahun ini. Di tokonya yang terletak di Jalan Yudhistira --lokasi rumah keluarganya dulu berada-- ia menjual beragam produk tahu petis dan petis botolan. Kesan modern diangkat Wieke dalam interior tokonya. Dengan cara ini, ia berharap tahu petis bisa menjadi salah satu ikon kuliner Semarang. 

    
“Sekarang ini, orang ke Semarang kenalnya oleh-oleh lumpia dan bandeng presto. Saya ingin menjadikan tahu petis sebagai ikon kuliner Semarang karena penganan ini sebenarnya banyak terdapat di Kota Semarang, namun potensi kulinernya belum diolah dengan maksimal,” katanya, yakin.

Comments
0 Comments

0 comments:

Copyright © 2011-2015 It's Girl Time All Right Reserved | Share on: Blogger Template